Jumat, 22 Januari 2010

Etika Berkomunikasi Lewat Telepon dan Ponsel

Berikut ini etika berkomunikasi lewat telepon atau pun handphone yang mungkin patut diperhatikan. Saya mengamati bahwa handphone sebagai media komunikasi kadang menurunkan tata krama kita. Terbukti jika kita berada dalam sebuah dialog dengan seseorang atau beberapa orang dalam dunia nyata, kita sering tanpa meminta izin pada teman, langsung mengangkat telepon dan meninggalkan percakapan di dunia nyata begitu saja. Sering juga, ada orang yang berbicara di telepon melewati batas wajar suara, melengking dan tertawa terbahak-bahak, seakan-akan hanya dia yang bisa menelpon.
Beberapa orang yang tak ber-etika dalam menggunakan telepon atau ponsel, menyebabkan orang yang lain terganggu. Salah kirim nomor, missed call berkali-kali, SMS gelap, telepon tengah malam, benar-benar tak ber-etika!
Lakukan beberapa hal berikut :
• Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda hubungi sebelum anda menelpon agar anda tidak mengganggu orang yang sedang tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain.
• Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via telepon, karena manusia mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja.
• Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan, karena khawatir orang yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan penting atau mempunyai janji dengan orang lain.
• Hendaknya wanita tidak memperindah suara di saat ber-bicara (via telpon) dan tidak berbicara melantur dengan laki-laki. Allah berfirman yang artinya: “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik”. (Al-Ahzab: 32).
• Maka hendaknya wanita berhati-hati, jangan berbicara diluar kebiasaan dan tidak melantur berbicara dengan lawan jenisnya via telepon, apa lagi memperpanjang pembicaraan, memperindah suara, memperlembut dan lain sebagainya.
• Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan ucapan “Assalamu`alaikum”, karena dia adalah orang yang datang, maka dari itu ia harus memulai pembicaraannya dengan salam dan juga menutupnya dengan salam.
• Tidak memakai telpon orang lain kecuali seizin pemilik-nya, dan itupun bila terpaksa.
• Tidak merekam pembicaraan lawan bicara kecuali seizin darinya, apapun bentuk pembicaraannya. Karena hal tersebut merupakan tindakan pengkhianatan dan mengungkap rahasia orang lain, dan inilah tipu muslihat. Dan apabila rekaman itu kamu sebarluaskan maka itu berarti lebih fatal lagi dan merupakan penodaan terhadap amanah. Dan termasuk di dalam hal ini juga adalah merekam pembicaraan orang lain dan apa yang terjadi di antara mereka. Maka, ini haram hukumnya, tidak boleh dikerjakan!
• Tidak menggunakan telepon untuk keperluan yang negatif, karena telepon pada hakikatnya adalah nikmat dari Allah yang Dia berikan kepada kita untuk kita gunakan demi memenuhi keperluan kita. Maka tidak selayaknya jika kita menjadikannya sebagai bencana, menggunakannya untuk mencari-cari kejelekan dan kesalahan orang lain dan mencemari kehormatan mereka, dan menyeret kaum wanita ke jurang kenistaan. Ini haram hukumnya, dan pelakunya layak dihukum. (Source : Etika Kehidupan Seorang Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar